Wednesday, January 4, 2012

Racun Plastik Pemicu Anak Agresif

Paparan bahan kimia yang banyak ditemukan dalam peralatan makan sehari-hari selama masa kehamilan dapat menyebabkan masalah perilaku dan emosional di kemudian hari. Bahan kimia Bisphenol A (BPA) memengaruhi agresifitas pada anak perempuan saat mereka dewasa. Bahan kimia BPA, sering digunakan sebagai kemasan plastik dan botol, serta lapisan dalam kemasan makanan kaleng. Senyawa kimia ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Penulis Joe Braun, peneliti di bidang kesehatan lingkungan di Harvard School of Public Health di AS, mengatakan,

“Studi ini mengkonfirmasi dua studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa paparan BPA selama anak berada dalam rahim lebih penting ketimbang paparan setelah lahir,”
katanya seperti dimuat Telegraph. Tim mengumpulkan sampel urin dari 244 ibu selama kehamilan, saat melahirkan kemudian membandingkannya dengan sampel urin anak-anak mereka saat berusia 1-3 tahun.
Racun Plastik Pemicu Anak Agresif!!
“Tidak ada anak yang memiliki perilaku klinis abnormal, tetapi beberapa anak memiliki masalah perilaku yang lebih daripada yang lain. Jadi, kami memeriksa hubungan antara ibu dan anak-anak konsentrasi BPA dan perilaku yang berbeda,”
ujarnya.
BPA ditemukan dalam 85 persen dari sampel urin para ibu dan lebih dari 96 persen dari sampel anak-anak.
Para peneliti menemukan, konsentrasi BPA ibu serupa dengan sampel yang diambil pertama kali dan saat melahirkan. Tingkat BPA pada anak-anak usia 1-3 menurun, tetapi lebih tinggi dan lebih bervariasi daripada ibu mereka. Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor pemicu lainnya, konsentrasi BPA tinggi dikaitkan dengan perilaku hiperaktif, agresif, cemas, dan depresi serta lemahnya kontrol emosional pada anak perempuan. Pengaruh yang sama tak terlihat pada anak laki-laki.
Braun menyatakan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak kesehatan paparan BPA pada bayi dalam kandungan. Dia menyarankan wanita hamil untuk meminimalkan eksposur kimia dengan menghindari makanan kaleng dan kemasan.

0 komentar:

Post a Comment