Banyak orang tahu bahwa madu merupakan sumber gizi yang penting bagi
tubuh manusia, namun sedikit sekali orang yang menyadari betapa
mengagumkan karakteristik produsen madu itu sendiri yaitu tawon. Sumber
makanan tawon adalah nektar (minuman dari sari bunga) yang tidak mungkin
didapatkan pada musim dingin. Maka dari itu tawon mencampur nektar tsb
dengan sekresi khususnya sehingga menghasilkan sumber makanan baru,
yaitu madu yang dapat menjadi persediaan makanan baginya untuk musim
dingin yang panjang.
Yang menarik
perhatian di sini adalah bahwa madu menyimpan persediaan madu jauh lebih
banyak dari yang sebenarnya ia butuhkan. Sudah pasti pertanyaan yang
muncul adalah mengapa tawon tidak bosan/berhenti dari aktifitas produksi
yang berlebihan ini, karena jelas bagi tawon untuk membuang waktu dan
tenaga. Tawon memproduksi madu tidak hanya untuk dirinya saja namun juga
bagi manusia. Oleh karenanya, seperti beberapa hewan di muka bumi,
tawon juga diciptakan demi khidmat kepada manusia. Sebagaimana ayam
bertelor setiap hari meskipun ayam tidak membutuhkan atau sapi yang
menghasilkan susu dalam jumlah besar jauh yang dibutuhkan oleh anaknya.
Kehidupan
kawanan tawon dalam sarangnya dan kegiatan produksi madu mempunyai
detail yang luar biasa. Tanpa membahas lebih jauh, marilah kita lebih
mengenal sifat dan karakteristik “kehidupan sosial” tawon. Tawon
memiliki “tugas” banyak yang harus dikerjakan yang mana semuanya diatasi
dengan organisasi yang prima.
Pengaturan ventilasi dan kelembaban udara
Kelembaban
sarang tawon yang menjadikan madu berkualitas dan terlindungi harus
dipertahankan dalam batas tertentu sepanjang waktu. Sedikit berubah
tingkat kelembaban menjadi di atas atau di bawah limit, akan dapat
merusak kualitas gizi dan hilang proteksinya. Demikian pula, temperatur
sarang tawon harus 32°C selama 10 bulan. Untuk menjaga agar konstan
tingkat temperatur dan kelembaban dalam batas-batas tertentu ini,
“kelompok ventilasi” tawon ditunjuk untuk melaksanakan tugas penting
ini.
Selama
musim panas, sangatlah mudah kita dapat mengamati bagaimana tawon
memberikan ventilasi sarangnya. Pintu sarang tawon dipadati oleh tawon.
Dengan bertahan hinggap di lantai kayu, tawon mengipasi sarangnya dengan
menggunakan sayapnya. Dalam suatu standar sarang tawon, udara yang
masuk dari satu sisi dipaksa untuk keluar dari sisi lain. Tawon
ventilator tambahan juga bekerja menyebarkan arus udara di sekitarnya.
Sistim ventilasi yang sama dipakai untuk menjagai sarang tawon dari
bahaya asap dan polusi udara.
Usaha
tawon untuk menjaga kualitas madu tidak hanya dibatasi pada pengaturan
kelembaban dan penkondisian udara saja. Sistim kesehatan yang
mengagumkan juga terjadi di sarang tawon untuk menghindari kejadian
apapun yang mengkin dapat menghasilkan sumber lahirnya bakteri. Prinsip
dasar sistim kesehatan ini adalah untuk menghindari barang asing yang
dapat masuk dalam sarang tawon. Karena itu selalu ada dua pengawal di
depan pintu masuk sarang. Jika ada barang asing ataupun serangga yang
akan memasuki sarang tawon meskipun sudah ada usaha preventif ini, maka
semua tawon awas sekali dan mengeluarkannya dari sarangnya.
Untuk
barang asing lebih besar yang tidak dapat dibawa keluar sarangnya,
mekanisme preventif yang lain dimulai. Untuk keadaan yang demikian ini
tawon menghasilkan sesuatu yang disebut “propolis (damar tawon)”. Tawon
membentuk propolis yang mengumpulkan damar dari pepohonan seperti pohon
cemara, poplar, akasia; kemudian menggabungkan ini dengan sekresi
khususnya. Kelebihan yang mendasar dari propolis adalah kemampuannya
untuk tidak melindungi bakteri di dalamnya. Substansi seperti ini
dibungkus dengan propolis setebal 1.5 mm, sehingga terisolasi dari
sarang tawon. Damar tawon yang sama digunakan untuk menambal sarang yang
pecah. Damar bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras
setelah mengering dalam waktu yang sangat pendek.
0 komentar:
Post a Comment